Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani,
lithos (λίθος) yang berarti berbatu, dan sphere (σφαῖρα) yang berarti padat.
Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan.
Secara harfiah litosfer adalah lapisan Bumi yang paling luar atau biasa disebut
dengan kulit Bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia
yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan
silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian,
yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian)
dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).
Litosfer Bumi meliputi kerak dan
bagian teratas dari mantel Bumi yang
mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet Bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih
panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer
dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka
waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena
retakan-retakan, sedangkan astenosfer berubah seperti cairan kental.
Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam
astenosfer.
Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan
terluar Bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper
untuk mendukung konsep itu. konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali
gravitasi yang signifikan di atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan
keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang
dapat mengalir secara konveksi (yang ia sebut astenosfer). Ide ini lalu
dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan astenosfer
berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun 1960, konsep
mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer)
tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut.
Terdapat dua tipe litosfer
Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samdura dan litosfer
benua, yang berhubungan dengan kerak benua
Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara
litosfer benua memiliki kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan
lapisan mantel atas karena keberadaan lapisan
Mohorovicic
Material Pembentuk Litosfer
Litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan
bahan dasar pembentukannya adalah Magma dengan
berbagai proses yang berbeda-beda. Berikut merupakan material batuan penyusun
litosfer,
þ Batuan Beku (Igneous Rock)
Batuan beku adalah batuan yang
terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi padat, dengan sekitar 80%
material batuan yang menyusun batuan kerak Bumi adalah batuan beku. Berdasarkan
tempat terbentuknya magma beku. batuan beku dibagi menjadi tiga macam,
-
Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)
Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang
berlangsung perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit Bumi. Contoh
batuan beku dalam adalah granit, diorit, dan gabbro.
-
Batuan Beku Gang/Korok (hypabisal)
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di
lorong antara dapur magma dan permukaan Bumi. Magma yang meresap di antara
lapisan-lapisan litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung lebih
cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar. Campuran
kristal mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku korok.
-
Batuan Beku Luar (vulkanik)
Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari
dapur magma membeku di permukaan Bumi (seperti magma hasil letusan gunung
berapi). Contoh batuan beku luar adalah : basalt, diorit, andesit, obsidin, scoria,
batuan apung (pumice).
þ Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)
Batuan Sedimen merupakan
batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan Bumi yang mengalami pelapukan.
Bagian - bagian yang lepas dari hasil pelapukan tersebut terlepas dan
ditansportasikan oleh aliran air, angin, maupun oleh gletser yang kemudian
terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah proses diagenesis yang
menyebabkan endapan tersebut mengeras dan menjadi bantuan sedimen. Batuan
Sedimen berdasar proses pembentukannya terdiri atas,
ü
Batuan
Sedimen Klastik
ü
Batuan
Sedimen Kimiawi
ü
Batuan
Sedimen Organik
Berdasar tenaga yang mengangkutnya Batuan Sedimen terdiri
atas,
ü
Batuan
Sedimen Aeris atau Aeolis
ü
Batuan
Sedimen Glasial
ü
Batuan
Sedimen Aquatis
ü
Batuan
Sedimen Marine
þ Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan Malihan terbentuk
karena terjadinya penambahan suhu atau penambahan tekanan yang tinggi dan
terjadi secara bersamaan pada batuan sedimen.
Struktur Lapisan Kerak
Bumi
Di dalam litosfer terdapat lebih dari 2000 mineral dan
hanya 20 mineral yang terdapat dalam batuan. Mineral pembentuk batuan yang
penting, yaitu Kuarsa (SiO2), Feldspar, Piroksen, Mika Putih
(K-Al-Silikat), Biotit atau Mika Cokelat (K-Fe-Al-Silikat), Amphibol, Khlorit,
Kalsit (CaCO3), Dolomit (CaMgCOT3), Olivin (Mg, Fe),
Bijih Besi Hematit (Fe2O3), Magnetik (Fe3O2),
dan Limonit (Fe3OH2O). Selain itu, litosfer juga terdiri
atas dua bagian, yaitu lapisan Sial dan lapisan Sima. Lapisan Sial yaitu
lapisan kulit Bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya
dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan
sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit,
andesit, jenis-jenis batuan metamorf, dan batuan lain yang terdapat di daratan
benua. Lapisan Sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit Bumi yang tersusun
oleh logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan
MgO lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada lapisan sial
karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan
basalt. Batuan pembentuk kulit Bumi selalu mengalami siklus atau daur, yaitu
batuan mengalami perubahan wujud dari magma, batuan beku, batuan sedimen,
batuan malihan, dan kembali lagi menjadi magma.