Porifera
adalah hewan invertebrata yang tidak memiliki jaringan sejati, atau disebut
juga sebagai parazoa. Porifera termasuk hewan diploblastik aselomata yang tidak
beruas, memiliki permukaan tubuh berpori seperti spons, dan memiliki alat gerak
berupa flagella atau bulu cambuk.
Habitat dan Cara Hidup
Porifera,
yang disebut sebagai anggota Animalia paling primitif ini sebagian besar
memiliki habitat air laut, dan sebagian kecil berhabitat air tawar. Porifera
dewasa hidup sesil atau melekat pada suatu tempat. Porifera hidup secara
heterotrof dengan memakan plankton dan bakteri.
Ukuran dan Bentuk Tubuh
Ukuran
tubuh porifera bervariasi, dari sebesar kacang polong hingga setinggi 90 cm
dengan diameter 1 m. Tubuh porifera berwarna warni, baik warna pucat maupun
cerah. Sebagian besar tubuhnya berbentuk asimetri, namun ada pula yang
berbentuk simetri radial.
Pada
permukaan tubuh porifera, terdapat ostium atau lubang-lubang yang disebut juga
pori-pori sebagai lubang masuknya air. Air kemudian mengalir ke rongga tubuh
yang disebut sebagai spongosol dan keluar melalui oskulum atau lubang
pengeluaran porifera. Berdasarkan tipe saluran air, berikut klasifikasi
porifera:
- Askonoid, memiliki saluran air pada sel porosit
berbentuk tabung dan memanjang dari permukaan tubuh hingga spongosol. Askonoid
tidak ada yang berukuran besar karena getaran flagella tidak mampu mendorong
air dari spongosol keluar melalui oskulum. Contohnya Leucosolenia.
- Sikonoid, memiliki dinding tubuh yang melipat
secara horizontal. Lipatan bagian dalam membenruk saluran flagella atau
flagella canal atau kantong yang dilapisi oleh sel koanosit, sedangkan lipatan
luar berfungsi sebagai ostium atau saluran air masuk. Contohnya Sycon ciliatum.
- Leukonoid, memiliki saluran flagella
berlipat-lipat membentuk rongga kecil berflagella. Leukonoid tidak memiliki
spongosol, namun fungsi spongosol digantikan oleh saluran-saluran kecil menuju
oskulum. Banyaknya lipatan ini menyebabkan leukonoid memiliki bentuk tubuh
tidak beraturan. Contonya Leuconia yang berukuran tinggi 10 cm dengan diameter
1 cm, memiliki sekitar 2.250.000 rongga kecil berflagella dan mempu
mengeluarkan air dari dalam tubuh setiap harinya sebanyak 22,5 liter.
Struktur dan Fungsi Tubuh
Tubuh
porifera tidak tersusun atas jaringan sejati, namun dibentuk oleh sekumpulan
sel yang tersusun longgar. Tubuh porifera memiliki tiga lapisan sel, yaitu:
- Pinakosit atau pinakoderm, sebagai sel lapisan
terluar. Sel ini berbentuk pipih, tersusun rapat, dan berfungsi melindungi
tubuh bagian dalam. Pinakosit memiliki daya kontraksi, dan di antara pinakosit
terdapat ostium yang membentuk saluran air menuju spongosol.
- Mesohil atau mesoglea, sebagai sel lapisan
tengah. Sel ini berupa protein bergelatin yang mengandung bahan tulang dan sel
ameboid yang disebut amebosit. Amebosit memiliki banyak macam dengan fungsi
yang berbeda, yaitu untuk mengedarkan makanan dan oksigen, membuang partikel
sisa metabolisme, membuat serat spons atau spikula, serta membentuk sel
reproduktif.
- Koanosit, sebagai sel lapisan dalam yang
melapisi rongga atrium atau spongosol. Sel ini berbentuk agak lonjong dengan
salah satu ujungnya melekat pada mesohil dan ujung lainnya berada di spongosol,
berflagella, serta dikelilingi oleh mikrovili berlapis mucus. Koanosit
berfungsi sebagai pencerna makanan secara intraseluler.
Porifera
yang lunak mampu berdiri tegak pada substrat karena ditunjang oleh sejumlah
spikula yang berasal dari zat kapur atau zat silikat, serta serat organik yang
terdiri atas skleroprotein yang mengandung belerang. Keduanya berfungsi sebagai
rangka pada porifera.
Fisiologi
Proses
fisiologi porifera bergantung pada aliran air. Air yang masuk melalui ostium
membawa partikel makanan dan oksigen. Getaran flagella pada koanosit membawa
air ke arah oskulum. Partikel makanan akan terjerat dalam mukus, kemudian
ditelan secara fagositosis dan dicerna secara intraseluler di dalam koanosit.
Sari makanan hasil pencernaan kasuk ke dalam amebosit yang terletak
bersebalahan dengan koanosit, kemudian diedarkan ke sel lainnya. Pertukaran gas
terjadi secara difusi.
Cara Reproduksi
Porifera
bereproduksi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual porifera
dilakukan dengan pembentukan tunas, yaitu sel amebosit yang mudah dilepaskan
dan tumbuh menjadi individu baru serta dengan cara pembentukan gemula, yaitu sekumpulan
arkeosit atau amebosit dengan pseudopodia yang tumpul dan bernukleus besar yang
mengandung cadangan makanan dan dikelilingi oleh amebosit yang membentuk
lapisan luar yang keras atau terkadang mengandung spikula.
Pada
umumnya porifera bersifat hermaprodit, namun ovum dan sel sperma diproduksi
dalam waktu yang berbeda. Beberapa jenis ada yang diesis. Sprema dikeluarkan
bersama aliran air menuju oskulum dan masuk ke individu lain melalui ostium.
Fertilisasi terjadi di mesohil dam menghasilkan embrio yang akan tumbuh menjadi
larva berflagella atau disebut juga larva amfiblastula. Larva amfiblastula
keluar bersama aliran air melalui oskulum dan berenang bebas lalu menempel pada
suatu substrat hingga tumbuh menjadi porifera dewasa.
Klasifikasi
Terdapat
sekitar 10.000 spesies porifera yang teridentifikasi. Berdasarkan kerangka
penyusun tubuhnya, profirera dibedakan menjadi:
- Calcarea, atau Calcispongiae. Memiliki rangka
dari kalsium karbonat atau zat kapur, berwarna pucat dan memiliki tinggi kurang
dari 10 cm serta permukaan tubuh berbulu. Calcarea memiliki tipe saluran air
askonoid, sikonoid, dan leukonoid. Contohnya Leucosolenia, Clathrina, dan Sycon
ciliatum.
- Hexactinellida, atau Hyalospongiae. Memiliki
rangka dari silika dengan bentuk tubuh silindris, datar, atau bertangkai.
Tinggi tubuhnya mencapai 90 cm dengan tipe saluran air sikonoid. Contohnya Euplactella aspergillum dan Hyalonema.
-
Demospongiae, memiliki rangka dari serabut
spongin dengan tinggi dan diameter lebih dari 1 m. Berwarna cerah atau hitam.
Umumnya hidup di tepi pantai atau di air tawar. Contohnya Oscarella, Microciona, Halicondria, dan Cliona celata.
-
Sclerospongiae atau spons karang. Memiliki
rangka dari kalsium karbonat yang terjalin dalam serat spons, sehingga tampak
seperti batu koral. Memiliki diameter hingga 1 m. Contohnya Ceratoporella dan Stromatospongia.
Calcarea |
Demospongiae |
Hexactinellida |
Sclerospongiae |
Peranan
-
Axinella
cannabina sebagai hiasan akuarium.
-
Kerangka Spongia
dan Hippospongia sebagai spons mandi.
-
Cliona
membantu pelapukan batu karang dan cangkang mollusca.
-
Sebagian porifera yang hidup pada jenis karang
tertentu dapat mengganggu peternakan tiram.
0 comments:
Post a Comment