1. Pendahuluan
Pelajaran tentang malaikat dalam iman Kristen disebut dengan
istilah Angelology. Tempatnya berada dalam
ruang lingkung studi teologi sistematika. Studi tentang malaikat merupakan salah
satu pokok penting dalam kekristenan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa malaikat
terlibat aktif dalam sejarah manusia dalam hubungannya dengan Tuhan.
Sejak masa Adam dan Hawa peran malaikat telah ada dan berinteraksi
dengan manusia. Penafsiran umum kristiani mengajarkan bahwa ular yang bisa “berbicara”
dan punya “intelektual” tinggi tersebut bukanlah ular “biasa”, melainkan personifikasi
dari malaikat jahat yang telah jatuh ke dalam dosa. Dosa yang dilakukan Adam dan
Hawa membawa implikasi pada diusirnya mereka keluar dari taman Eden. Agar keduanya
tidak bisa masuk, maka Allah menempatkan malaikat yang disebutKerub untuk menjaga jalan masuk ke taman tersebut.
Malaikat dalam iman Kristen tercatat dalam Alkitab. Malaikat
kerap berada diantara manusia. Mereka melindungi Lot dan keluarganya (Kejadian 19:10),
mereka menampakkan diri kepada hamba Elisa yang sedang ketakutan (2 Raja-Raja 6:17),
ada juga yang menampakkan diri di hadapan Bileam dan keledainya (Bilangan 22:31).
Ada juga yang disebut Gabriel, dialah malaikat yang diutus Tuhan untuk menjumpai
Maria dan memberitahukan kabar kesukaan bagi dunia (Lukas 1:26-38), dan juga menemui
Daniel (Daniel 9:21). Malaikat lain yang pernah disebutkan namanya adalah Mikhael
(Daniel 10:13; 12:1; Yudas 1:9; Wahyu 12:7).
Pentingnya memahani tentang malaikat-malaikat Allah di
masa modern ini tidak terlepas juga dengan adanya kesaksian-kesaksian dari banyak
orang yang mengaku pernah bertemu dengan malaikat, baik itu dalam suatu penglihatan
(vision) atau dalam mimpi.
Memang kesaksian-kesaksian itu pada umum bersifat subyektif, dalam artian tidak
dapat diuji karena bersifat personal. Selain itu, ada istilah yang cukup popular,
yaitu “Angel
service”, tentang bagaimana umat Tuhan mendapat bantuan dari malaikat dalam kehidupan
dan pelayanannya kepada Tuhan. Beberapa yang dapat disebut adalah Mary Katrin Baxter yang mengaku bertemu malaikat dalam bukunya
“A
Divine Revelation of Hell”, Kenneth
Hagin (alm) yang sering disebut
“rasul iman” Amerika Serikat menulis pengalaman bertemu malaikat dalam bukunya “Aku pernah ke Neraka” dan juga Rev Choo Thomas yang menulis pengalamannya bertemu malaikat
dalam sebuah buku laris “Heaven Is So Real”.
2.
Asal usul
Alkitab tidak mencatat dengan jelas mengenai asal mula
malaikat. Kapan mereka diciptakan tidak dirinci secara gamblang. Namun yang pasti,
malaikat tampaknya telah ada sebelum Adam dan Hawa diciptakan. Kitab Ayub 38:4-7
mengisahkan bahwa semua ” anak Allah” bersorak-sorai pada waktu Bumi diciptakan. Teks bahasa
Ibrani untuk “anak Allah” dalam ayat tersebut adalah bney ‘Elohim.
Kitab Kolose 1:16 menulis, “karena di dalam Dialah
telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yangtidak kelihatan, baik singgasana,
maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh
Dia dan untuk Dia.” Kitab itu menegaskan bahwa Tuhan Yesuslah pencipta segala
sesuatu yang ada di Sorga dan Bumi, hal itu berarti termasuk juga malaikat-malaikat.
Berdasarkan kerangka berpikir Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru, jelas sekali bahwa dalam iman Kristen, para malaikat adalah ciptaan Tuhan Yesus Kristus. Mereka
bukan suatu makhluk yang tiba-tiba ada atau tanpa asal-usul yang tidak jelas. Malaikat
diciptakan dalam rupa roh (Ibrani 1:14). Inilah bentuk sejati dari malaikat.
Mereka tidak mempunyai tubuh jasmani seperti halnya manusia. Dalam penugasan tertentu,
atas “Kuasa Tuhan” maka malaikat itu bisa memakai rupa manusia. Sebuah contoh di
Alkitab mencatat bahwa dua malaikat yang mendatangi Lot dan keluarganya memiliki
rupa manusia.
3.
Tujuan Penciptaan
Untuk apakah Allah menciptakan malaikat? Kitab Ibrani 1:14
dengan lugas menjelaskan bahwa malaikat adalah roh-roh yang melayani. Mereka diciptakan
untuk melayani Allah yang Maha Kuasa. Kediaman mereka adalah di Surga, tempat Allah
bertahta. Selain bertugas untuk melayani Allah, kitab Mazmur 148:2 menulis bahwa
malaikat diciptakan untuk memuji Allah. Demikian tertulis, “Pujilah Dia, hai segala
malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!”
Hal itu sejalan dengan bagian lain dari Alkitab yang menceritakan
adanya malaikat-malaikat berjulukan Serafim yang mengelilingi tahta Allah dan mereka terus
menerus tiada henti-henti memuji Allah. Nabi Yesaya menceritakan penglihatannya
demikian, “Dalam
tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang,
dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing
mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai
untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. Dan mereka
berseru seorang kepada seorang, katanya: “Kudus, kudus, kuduslah
TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” (Yesaya 6:1-3).
4.
Terminologi
Dalam iman Kristen, istilah bahasa Ibrani (Perjanjian Lama)
untuk malaikat yang paling sering digunakan adalah mal’ak. Selain istilah itu,
ada juga istilah lainnya, yaitu anak-anak Allah: bney ha-’Elohim (ibrani) -Sons of Elohim, Ayub 1:6; 2:1; 38:7)
dan penghuni surgawi: bney ‘eliymhabuw
(ibrani) – sons of Elim, Mazmur 29:1; 89:7).
Sementara Alkitab Perjanjian Baru yang ditulis dalam bahasa
Yunani menggunakan kata angelos (Matius 24:36). Kedua kata tersebut mempunyai
pengertian yang sama, yaitu utusan.
Dari kata angelos itulah ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, bahasa universal
di Bumi ini, didapat istilah “Angel”. Bahasa
Indonesia menterjemahkan Mal’ak (Ibrani)/Angelos (Yunani) sebagai “malaikat”.
Ada juga istilah Alkitab yang merujuk kepada malaikat,
yaitu “bala tentara surga” (Lukas 2:13). Alkitab tidak merinci secara jelas mengenai
jumlah malaikat-malaikat Allah, akan tetapi nampaknya bahwa malaikat berjumlah sangat
banyak (Daniel 7:10; Matius 26:53; Ibrani 12:22; Wahyu 5:11). Dan biarlah hal itu
menjadi rahasia Sang Pencipta.
Agustinus, seorang tokoh penting dalam sejarah
gereja mengatakan: “Malaikat menunjukkan jabatan, bukan kodrat. Kalau
engkau menanyakankodratnya, maka ia adalah roh; kalau engkau menanyakan jabatannya, maka ia adalah malaikat”. Menurut seluruh keadaannya
malaikat adalah pelayan dan pesuruh Allah. Karena “mereka selalu memandang wajah Bapa-Ku, yang
ada di surga” (Matius 18:10), dan mereka “melaksanakan firman-Nya dengan mendengarkan
suara firman-Nya” (Mzm 103:20).
5.
Perbedaan
Malaikat Tuhan dengan Malaikat
Sebelum membahas lebih dalam mengenai dunia malaikat, perlu
dipahami dulu adanya satu istilah yang tertulis di Alkitab sebagai “Malaikat
TUHAN”. Malaikat TUHAN ini berbeda dengan malaikat. Istilah ini dalam
Alkitab bahasa aslinya, yaitu bahasa Ibrani tertulis sebagai “Mal’ak YHWH”.
Istilah itu digunakan secara berganti-ganti dengan YHWH (bandingkan Keluaran 3:2, dengan 3:4; 13:21
dengan 14:19). Orang-orang yang melihat “Mal’ak YHWH” mengatakan
bahwa mereka telah melihat Allah (Kejadian 32:30; Hakim-hakim 13:21-22).
Alkitab mencatat bahwa Malaikat TUHAN atau Mal’ak YHWH
menampakkan diri kepada Abraham, Hagar, Musa, Yosua, Manoah ayah Simson dan beberapa
orang lainnya. Ketika berhadapan dengan Musa, Malaikat TUHAN berkata, “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah
Yakub.” (Keluaran 3:2-6). Saat bertemu dengan Hagar, Malaikat TUHAN berucap, “Aku akan membuat sangat
banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya.” (Kejadian 16:10).
Abraham memanggilnya dengan sebutan “Tuhan” (Kejadian 22:11). Malaikat TUHAN
jugalah yang menuntun orang Israel keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan (Hakim-Hakim
2:1).
Beberapa fakta dari Alkitab tersebut mengindikasikan suatu
fakta bahwa Malaikat TUHAN bukanlah malaikat seperti pada umumnya. Karena IA bertindak
seperti “Tuhan” sendiri. Dalam teologi Kristen, Malaikat TUHAN diindikasikan sebagai
“Kristofani”. Yaitu, merupakan
penampakan dari Sang LOGOS, Yeshua (Yesus), jauh sebelum inkarnasinya menjadi manusia
melalui perantaraan rahim Maria. Sebab, hanya Pribadi Kedua dalam Ketritunggalan
Allah yang pernah menampakkan diri kepada manusia (Yohanes 1:18).
6. Kegiatan Malaikat
a) Malaikat senantiasa
memuji dan memuliakan Allah
(Ayub 38:7;
Mazmur 103:20; 148:2; Yesaya 6:1-3; Wahyu 5:11-12; 7:11; 8:1-4). Mereka memuji Allah
di hadapan hadirat-Nya yang mulia di Sorga. Sekalipun kegiatan itu pada umumnya
terjadi di Sorga, setidaknya dalam satu peristiwa, mereka melakukannya di Bumi,
yaitu pada saat kelahiran Yesus.
Alkitab menulis,
“Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang
mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”
Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: “Marilah
kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan
Tuhan kepada kita.” (Lukas 2:13-15).
Para malaikat
merasa perlu menunjukkan diri di hadapan para gembala dan memuji Allah di depan
mereka, sebab hari itu adalah hari bersejarah bagi manusia, yaitu saat Firman Allah
berinkarnasi menjadi manusia Yesus untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan kematian
(Yohanes 3:16).
b) Malaikat melayani
orang percaya
Sifat utama
dari penciptaan malaikat diungkapkan dalam Alkitab bahwa “Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untukmelayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?” (Ibrani 1:14). Kebenaran ini mengandung makna bahwa
malaikat terlibat dalam hubungan antara Tuhan dengan manusia yang mengasihi-Nya.Tugas
mereka terutama berkaitan dengan peranan mereka dalam misi Kristus untuk menyelamatkan
manusia.
Malaikat dalam
iman Kristen bertugas untuk melayani dan juga menjagaorang-orang yang mengasihi Tuhan.Mereka disebutkan berkemah
di sekeliling orang-orang yang mengasihi Tuhan dan melindunginya (Mazmur 34:8; Matius
18:10).Pengalaman penulis sendiri yang beberapa kali terluput dari kecelakaan, seolah
menyadarkan bahwa Allah telah mengutus malaikat-Nya untuk meluputkan. Berkaitan
dengan perannya yang melayani dan melindungi orang percaya, berikut beberapa peristiwa
yang dicatat Alkitab:
c) Mereka
bersukacita apabila satu orang berdosa bertobat (Lukas 15:10)
d) Membebaskan
orang percaya dari ancaman bahaya (Kisah Para Rasul 5:18-20; 12:6-11)
e)
Membawa
berkat kesembuhan atas manusia (Yohanes 5:4)
f)
Mengantarkan jawaban atas doa (Daniel 10:12-14)
g) Kadang-kadang
membantu penafsiran mimpi dan penglihatan yang bersifat nubuat (Daniel 10:14)
h) Memberikan
kekuatan kepada umat Allah (1 Raja-Raja 19:4-8)
i)
Melindungi orang kudus yang takut akan Allah (Daniel 3:28;
6:23)
j)
Berperang melawan kuasa setan-setan (Daniel 10:13; Wahyu
12:7)
k)
Membawa
roh orang percaya yang meninggal dunia ke Firdaus (Lukas 16:22)
l)
Mengarahkan
orang percaya dalam bersaksi (Kisah Para Rasul 8:26-40)
m) Malaikat Pelindung
Orang Israel
maupun jemaat Kristen mula-mula mempunyai konsep bahwa setiap orang memiliki satu
malaikat khusus yang ditugaskan untuk menjaga dan menemaninya selama hidup.Ada dua
ayat Alkitab yang sering dikutip untuk memperkuat pandangan ini.Setelah memanggil
seorang anak dan menempatkannya di tengah-tengah para murid, Yesus mengatakan, “Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini.Karena
Aku berkata kepadamu: Adamalaikat mereka di Sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di Sorga” (Matius 18:10).
Kisah Para Rasul
12:15 menceritakan ketika Petrus telah sampai di pintu gerbang dan seorang hamba
perempuan bernama Rode memberitahukan hal itu kepada orang-orang lainnya, mereka
berkata, “Itu malaikatnya”.Kedua ayat tadi menunjukkan adanya paham di kalangan
orang Kristen mula-mula bahwa setiap orang mempunyai malaikat pelindung.
Sekalipun demikian,
perlu dipahami bahwa ada bagian lain dari Alkitab yang mengatakan bahwa orang percaya
tidak hanya dilindungi oleh satu, namun oleh banyak malaikat, seperti yang dialami
oleh nabi Elisa (2 Raja-Raja 6:17).
n) Malaikat menyampaikan
dan menyatakan amanat Allah kepada manusia.
Tindakan ini
sesuai dengan makna dari istilah malaikat, yaitu sebagai
“utusan”. Mereka membawa berita dari Allah kepada manusia, misalnya
kepada Zakharia (Lukas 1:13-20), kepada Maria(Lukas 1:26-38), kepada Kornelius (Kisah
Para Rasul 10:3-7), kepada rasul Paulus (Kisah Para Rasul 27:23-24).
o)
Malaikat melaksanakan hukuman Allah
Para malaikat menjadi eksekutor hukuman
Allah atas Sodom dan Gomora (Kejadian 19:13), malaikat membinasakan tentara raja
Asyur yang memerangi umat Israel (2 Tawarikh 32:21), malaikatlah yang membinasakan
Herodes (Kisah Para Rasul 12:23). Kitab Wahyu penuh dengan nubuat mengenai penghukuman
yang akan dilaksanakan oleh para malaikat (Wahyu 8:6-9; 16:1-17; 19:11-14).
p)
Malaikat terlibat dalam Kedatangan Yesus kedua
Para malaikat akan mendampingi Tuhan
Yesus pada saat kedatangan-Nya yang kedua nanti. Alkitab menulis demikian, “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat
bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.” (Matius 25:31).
Merekalah yang akan memisahkan gandum
dari lalang – gambaran pemisahan orang Benar dari orang fasik – (Matius 13:39-42).
Tuhan Yesus akan menyuruh para malaikat untuk memanggil orang-orang pilihan-Nya
dari seluruh penjuru dunia dengan tiupan sangkakala (Matius 24:31; bandingkan dengan
1 Tesalonika 4:16-17).
7. Sifat Malaikat
a) Malaikat tidak
berbadan
Para malaikat
disebut sebagai “roh-roh” yang melayani.Hal itu menunjukkan jati diri mereka yang
esensial, yaitu jenis makhluk yang tidak berbadan jasmani, namun berbentuk roh. Dalam peristiwa-peristiwa
khusus, Alkitab mencatat adanya aktivitas malaikat dengan memakai tubuh manusia
(Kejadian 18-19, Lukas 1:26; Yohanes 20:12; Ibrani 13:2).
Kenyataan itu
merupakan peristiwa khusus yang terjadi atas campur tangan “kuasa Tuhan”didalamnya.Penggunaan
tubuh jasmani oleh malaikat hanya terjadi dalam tugas-tugas khusus tertentu untuk
menjalankan perintah Allah.Selain daripada itu, maka hakekat mereka adalah kembali
sebagai roh.Adanya tubuh jasmani dalam penampakan malaikat tidak terlepas dari otoritas
Tuhan yang mengijinkan hal itu dan dalam pengawasan-Nya sebagai pelaksana firman-Nya.
b) Malaikat bukan
manusia yang dimuliakan
Manusia dibedakan
dengan malaikat. Dalam Matius 22:30 dikatakan bahwa orang-orang percaya suatu saat
nanti akan menjadi seperti malaikat,
dan bukan dikatakan bahwa mereka akan menjadi malaikat.
“beribu-ribu malaikat” dibedakan dari “roh-roh
orang-orang benar yang telah menjadi sempurna” (Ibrani 12:22-23). Alkitab mencatat bahwa manusia
diciptakan sedikit lebih rendah daripada malaikat, tetapi kemudian akan menjadi
lebih tinggi daripada malaikat (Mazmur 8:6;
Ibrani 2:7). Bahkan orang-orang percaya disebutkan oleh firman Tuhan suatu saat
nanti akan menghakimi malaikat (1 Korintus 6:3).
Malaikat tidak
pernah akan dimuliakan, seperti halnya nasib orang-orang percaya yang akan dimuliakan
Allah. Manusialah satu-satunya ciptaan yang disebutkan Alkitab sebagai “mahkota
ciptaan” karena telah diciptakan “segambar (tselem: ibrani)” dan
“serupa (demuth: ibrani)” dengan Allah (Kejadian 1:26; Mazmur 8:5-7).
c) Malaikat merupakan
suatu kelompok, bukan suatu bangsa
Para malaikat
disebut Alkitab sebagai bala tentara Allah (Lukas 2:13).Mereka merupakan suatu kelompok
yang besar, dimana hanya Allah sendiri saja sebagai pencipta-Nya yang mengetahui
dengan persis jumlahnya. Malaikat tidak menikah atau dinikahkan, juga
tidak pernah mengalami kematian (Lukas
20:34-36). Kadangkala Alkitab menyebut malaikat sebagai “anak-anak Allah” (Ayub
1:6: 2:1; 38:7).
d) Bila berdosa
sifatnya kekal (tidak ada pengampunan)
Malaikat diciptakan
dengan akal budi, kecerdasan dan kekuatan yang luar biasa. Akal budi itu membuat
mereka mempunyai pilihan, yaitu bisa mentaati Allah atau tidak mentaati-Nya.Alkitab
mencatat adanya malaikat-malaikat yang dihukum Allah.
Beberapa ayat
yang mengindikasikan hal tersebut:
“Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi
melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua
yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman” (2 Petrus
2:4).
“Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas
kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar” (Yudas
1:6).
“Sesungguhnya,
hamba-hamba-Nya tidak dipercayai-Nya, malaikat-malaikat-Nyapun didapati-Nya tersesat, (Ayub
4:18)
“Maka
timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan
naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, Dan naga besar itu, si
ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan
ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.” (Wahyu 12:4,7,9)
Oleh karena esensi
mereka adalah roh (dimana roh bersifat kekal), maka bila berbuat dosa, maka sifatnya
kekal (tidak dapat diampuni), dan karenanya mendapat hukuman yang kekal.
Hal itu berbeda
dengan manusia yang mempunyai tubuh jasmani, meskipun mempunyai roh.Apabila berdosa,
maka dosa itu masih bisa diampuni Allah melalui percikan darah binatang (konsep
pengampunan dosa di Perjanjian Lama) maupun oleh darah Yesus yang mengampuni dan
menyucikan (1 Yohanes 1:9; Roma 3:25; Ibrani 10:19; 13:12; 1 Yohanes 1:7; Wahyu
1:5); sejak masa Perjanjian Baru sampai masa Gereja sekarang ini.
e) Malaikat lebih
kuat dan lebih pandai daripada manusia
Malaikat dikatakan
Alkitab sebagai lebih perkasa dan berkuasa daripada manusia (2 Petrus 2:11), namun
mereka tidak maha kuasa.Contoh kekuatan dan keperkasaan malaikat terlihat ketika
melepaskan para rasul dari penjara (Kisah Para Rasul 5:19; 12:7) maupun ketika menggulingkan
batu penutup kuburan Yesus yang disegel itu (Matius 28:2), juga ketika membinasakan
bala tentara raja Asyur yang memerangi umat Israel (2 Tawarikh 32:21).
Meskipun demikian,
sebagai makhluk ciptaan kekuatan malaikat terbatas, seperti halnya ciptaan lainnya,
sebab hanya Allah saja yang maha besar dan berkuasa (Mazmur 135:5).Sebagai contoh,
malaikat yang datang mengunjungi Daniel memerlukan bantuan Mikhael dalam perjuangannya
melawan roh jahat penguasa Persia (Daniel 10:13).Baik Mikhael, penghulu malaikat
(Yudas 1:9), maupun iblis (Ayub 1:12; 2:6) memiliki kekuatan yang terbatas.
Pengetahuan dan
kebijaksanaan seorang malaikat dianggap sebagai kebijaksanaan yang tinggi (2 Samuel
14:20), meskipun demikian malaikat tidak maha tahu.Tuhan Yesus mengatakan, “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.”(Matius 24:36). Para malaikat dipanggil sebagai saksi
oleh rasul Paulus, “Di hadapan Allah dan Kristus
Yesus dan malaikat-malaikat pilihan-Nya kupesankan dengan sungguh kepadamu: camkanlah
petunjuk ini tanpa prasangka dan bertindaklah dalam segala sesuatu tanpa memihak.” (1 Timotius 5:21). Para malaikat ingin meneliti dan
mengetahui keajaiban-keajaiban karya Injil keselamatan (1 Petrus 1:11-12).Hal-hal
itu menunjukkan fakta bahwa pengetahuan malaikat juga terbatas, sebab hanya Allah
saja yang maha tahu.
f)
Malaikat sangat cepat namun tidak maha hadir
Sebagai makhluk roh, malaikat bergerak dengan kecepatan
yang melebihi kecepatan cahaya. Namun demikian, malaikat tidak maha hadir. Alkitab
mencatat bahwa mereka mengembara menjelajahi Bumi (Ayub 1:7; Zakharia 1:9-11) dan
berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya (Daniel 9:21-23).
0 comments:
Post a Comment