Meskipun mengalami siksaan yang kejam, Pater Ivan tidak mengkhianati imannya dan tidak tunduk kepada rezim ateis.
Karena budinya yang luhur, terutama daya tahan, keberanian, dan kesetiaannya kepada Gereja Kristus selama masa penganiayaan, Pater Ziatyk diakui sebagai martir pada 6 April 2001.
Pada 23 April 2001, kemartirannya diverifikasi, dan pada 24 April 2001, Paus Yohanes Paulus II menandatangani keputusan Beatifikasi Pater Ivan Ziatyk, martir iman Kristen.
Ivan Ziatyk lahir pada 26 Desember 1899 di Desa Odrekhova, 20 kilometer sebelah barat daya Sanok (sekarang termasuk wilayah Polandia). Ayahnya bernama Stefanus dan ibunya bernama Maria.Stefanus dan Maria bekerja sebagai petani.Penghasilan mereka tidak cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari.Ketika Ivan berusia 14 tahun, ayahnya meninggal dunia.Ivan dibesarkan oleh ibu dan kakaknya Mykhailo, yang menggantikan ayahnya sebagai tulang punggung keluarga.
Ivan Ziatyk adalah anak yang tenang dan penurut.Ia mengenyam pendidikan dasar di desanya. Ia telah menunjukkan bakat dan kemampuan yang besar di bidang intelektual, serta kesalehannya. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, Ivan melanjutkan ke pendidikan menengah di Sanok. Tahun 1911-1919, ia belajar di sana. Kinerjanya baik dan perilakunya sangat terpuji.
Pada 1919, Ivan masuk Seminari Katolik di Przemysl, Ukraina. Pada 30 Juni 1923, ia dinyatakan lulus dengan pujian dari seminari tersebut. Setelah menyelesaikan studi teologi, Ivan Ziatyk ditahbiskan menjadi imam.
Sejak 1925-1935, Pater Ivan Ziatyk bekerja sebagai Pamong Seminari Katolik Ukraina di Przhemysl, tempat ia juga pernah menjadi seminaris. Di seminari itu, ia mengajar teologi dogmatik dan katekese. Selain itu, ia juga menjadi pembimbing rohani para seminaris. Pater Ivan juga melakukan tugas sebagai pembimbing rohani dan guru katekese di Ukraina Girls’ Gimnasium di Przemysl.
Pater Ivan Ziatyk adalah teladan kebaikan, ketaatan, dan kedalaman spiritual. Ia selalu membuat kesan yang mendalam bagi orang-orang di sekitarnya.
Pada 15 Juli 1935, Pater Ivan memutuskan bergabung dalam Kongregasi Redemptoris (CSsR). Masa Novisiat ia jalani di Holosko (dekat Lviv) sampai 1936. Usai mengikrarkan kaul pertama dalam Kongregasi Redemptoris, ia diutus ke Biara Bunda Maria Selalu Menolong di Stanislaviv, meski hanya sebentar.
Pada musim gugur 1937, Pater Ziatyk dipindahkan ke Biara Redemptoris di Jalan Zyblykevycha (sekarang, Ivana Franka) Lviv, sebagai ekonom komunitas dan menggantikan tugas superior jika berhalangan.
Pada 1934, di Holosko didirikan Seminari Redemptoris. Pater Ivan bergabung dengan fakultas tersebut sebagai dosen Kitab Suci dan teologi dogmatik. Kurun 1941-1946, Pater Ziatyk menjabat Rektor Seminari Maria Bunda Selalu Menolong di Zboiska.
Berakhirnya Perang Dunia II merupakan awal dari periode yang mengerikan dalam sejarah Ukraina, Gereja Katolik-Yunani, dan Kongregasi Redemptoris di Propinsi Lviv. Pada musim semi 1946, polisi rahasia Uni Soviet menahan semua uskup Katolik-Yunani. Semua biarawan Redemptoris (CSsR) dari Ternopil, Lviv, Zboiska, dan Stanislavis dikumpulkan di Holosko. Mereka ditempatkan di sebuah ruang yang tidak memiliki pemanas dan selama dua tahun dalam pengawasan yang ketat dan tetap dari polisi rahasia. Mereka diperiksa tiga sampai empat kali dalam seminggu. Para biarawan itu sering diambil dan diinterogasi dalam rencana untuk mengajak mereka mengkhianati iman dan panggilannya.
Pada 17 Oktober 1948, para Redemptoris yang tinggal di Holosko diangkut dengan truk dan dibawa ke Biara Univ. Sedangkan Provinsial Redemptoris, Pater Joseph De Vocht, diasingkan ke Belgia. Sebelum ia dipindahkan, tugasnya sebagai Provinsial dan Vikaris Jenderal Gereja Katolik-Yunani, Ukraina diserahkan kepada Pater Ivan Ziatyk. Hal ini menyebabkan Pater Ivan mendapat perhatian khusus dari polisi rahasia. Pada 5 Januari 1950, sebuah keputusan untuk menangkap Pater Ivan dibuat. Surat perintah penangkapannya dikeluarkan pada 20 Januari. Setelah diinterogasi, pada 4 Februari 1950, Pater Ivan mendapat tuduhan sebagai anggota Redemptoris yang sejak 1936 mempromosikan ide-ide dari Paus di Roma untuk menyebarkan iman Katolik di seluruh dunia dan menjadikan mereka umat Katolik.
Penyelidikan terhadap kasus Pater Ivan Ziatyk berlangsung selama dua tahun. Selama itu, Pater Ivan menghabiskan waktunya di Lviv dan penjara Zolochiv. Antara 4 Juli 1950 sampai 16 Agustus 1951, ia diinterogasi sebanyak 38 kali.
Pater Ivan tidak mengkhianati imannya dan tidak tunduk kepada rezim ateis. Putusan mengenai kasus Pater Ivan diumumkan pada 21 November 1951 di Keiv. Dia dihukum 10 tahun penjara dengan tuduhan bekerjasama dengan organisasi Nasionalis anti-Soviet dan mendukung propaganda anti-Soviet. Ia dipenjara di Lager Ozernyi dekat Kota Bratsk di wilayah Irkutsk.
Pater Ivan mengalami berbagai macam penganiayaan dan penyiksaan yang mengerikan selama masa tahanannya. Ada kesaksian, pada Jumat Agung 1952, Pater Ivan dipukul dengan tongkat, direndam dalam air, dan dibiarkan di luar rumah pada musim salju di Siberia. Tiga hari kemudian ia meninggal dunia di rumah sakit penjara akibat pemukulan dan suhu dingin. Ia dimakamkan di daerah Taishet, dekat Irkutsk pada 17 Mei 1952.
0 comments:
Post a Comment